Halaman

Minggu, 15 April 2012

Komponen-Komponen Instalasi Penerangan

1.MCB(Miniature Circuit Breaker)
Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan electromagnet.



2.Fitting lampu merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menempatkan lampu dengan kawat hantaran instlasi secara aman.


3.Stop kontak adalah suatu piranti dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban dengan sumber listrik. Macam dan jenis stop kontak di pasaran ada 2 jenis, yaitu stop kontak 1 fasa dan stop kontak 3 fasa.
 
4  4.Sakelar berfungsi sebagai piranti untuk menghubung atau memutuskan arus listrik dari sumber ke pemakai(beban).


5.Steker atau staker atau sering disebut juga colokan listrik/tusuk kontak, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menghubung alat listrik dengan aliran listrik,ditancap pada kenal stp kontak sehingga alat listrik itu dapat digunakan.


6.Kotak sekering adalah bagian awal dari suatu instalasi rumah/bangunan, sebab mulai dari bagian inilah yang menjadi tanggung jawab pemborong instalasi(Biro Teknik Listrik).Fungsi kotak sekering adalah sebagai tempat pembagi listrik disamping sebagai pengaman dalam instalasi rumah/bangunan.



PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK

Keselamaan Kerja

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,baik jasmani ataupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya.Keselamatan kerja meliputi: pencegahan terjadinya kecelakaan,mencegah/mengurangi cacat tetap,mengurangi kematian,dan mengamankan material,konstruksi pemeliharaan  yang kesemuanya itu tertuju pada pengangkatan taraf hidup dan kesejahteraan manusia.

Dalam pemasangan instalasi listrik biasanya rawan terjadinya kecelakaan.Kecelakaan bisa timbul dikarenakan adanya sentuh langsung dengan  penghantar berarus ataupun bisa dari keselahan prosedur pemasangan instalasi.Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik,diantaranya:
1.Kabel atau hantaran instalasi listrik dalam keadaan terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan bahaya kejut.
2.Jaringan dengan hantaran telanjang.
3.Peralatan listrik yang rusak.
4.Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam,apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body.
5.Peralatan atau hubungan listrik yang dibiakan terbuka.
6.Penggantian kawat sekering yang tidak sesuai dengan kapasitasnya.
7.Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak dengan kotak tusuk(steker) lebih dari satu/bertumpuk.

Contoh langkah-langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,tempat kerja dan cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik dapat diikuti petunjuk berikut:
1.Menurut PUIL ayat 920 B6
 a.Peralatan yang rusak harus segera diperbaiki atau dapat juga diganti.
 b.Tidak diperbolehkan: menganti kawat pengaman lebur dengan kapasitas yang lebih besar,memasang kawat tambahan pada  pengaman lebur untuk menambah daya.
 c.Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh, seperti terminal sambungan kabel.
 d.Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan.
2.Menurut PUIL ayat 920
 a.Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus diberi tanda peringatan 'AWAS BERBAHAYA'.
 b.Berhati-hatilah bekerja dibawah rangkaian listrik!!
 c.Perlu digunakan peralatan pelindung bila bekerja didaerah rawan bahaya listrik.
3.Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja
 a.Pekerja instalasi listrik harus mempunyai pengetahuan yang telah ditetapkan oeh PLN.
 b.Pekerja harus dilengkapi dengan pelindung seperti baju pengaman,sepatu,helm,sarung tangan.
 c.Peralatan komponen instalasi  listrik dan cara pemasangan instalasinya harus sesuai dengan PUIL.
 d.Tidak memasang tusuk kontak/steker secara bertumpuk.
 e.Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan menarik kabelnya,tetapi dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

Sabtu, 07 April 2012

Sejarah PUIL 2000

1.Sejarah PUIL
         Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia N16 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik  disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000 ini merupakan terbitan keempat. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik  maka pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK dengan tetap mempertahankan singkatan yang sama yaitu PUIL.Penggantian kata "Peraturan" menjadi "Persyaratan" dianggap lebih tepat karena pada kata "Peraturan" terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuan dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan, sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.


2.      Isi PUIL 2000

Bagian 1 dan bagian 2 tentang pendahuluan dan persyaratan dasar yang merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object Fundamental Principle and Definitions.
Bagian 3 tentang proteksi untuk keselamatan, banyak mengacu pada IEC 60364 Part 4 tentang Protection for Safety. Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti SELV yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tegangan ekstra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian pula istilah PELV dan FELV. PELV adalah istilah SELV yang dibumikan, sedang FELV adalah sama dengan tegangan ekstra rendah fungsional. Sistem kode untuk menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dan kode IP (International Protection). Demikian pula halnya dalam pengkodean jenis pembumian. Kode TN mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode TT untuk PP dan kode IT untuk kode HP.
Bagian 4 tentang perancangan instalasi listrik, dalam IEC 60364 Part 3 yaitu  Assessment of General Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA Wiring Rules dalam Section General Arrangment tentang perhitungan kebutuhan maksimum dan penetuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir.
Bagian 5 tentang perlengkapan listrik, mengacu pada IEC 60364 Part 5 yaitu Selection and Erection of Electrical Equipment dan standar NEC.
Bagian 6 tentang Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya, merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur-unsur dari NEC.
Bagian 7 tentang penghantar dan pemasangannya tidak banyak berubah dari Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC, misalnya cara penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan dalam bagian 7 ini banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal-hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.
Bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara pemasangannya diberbagai ruang khusus. Ketentuan dalam bagian 8 ini merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7 yaitu Requirment for Special Instalation or Locations.
Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6 yaitu tentang Verification.
PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000V arus bolak balik dan 1500V arus searah dan gardu transformator distribusi tegangan menengah sampai 35KV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu pada NEC 1999.

Asal Usul Listrik

-Tiap benda terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil,yang disebut molekul.Apabila ini dibagi lagi menjadi yang lebih kecil,bagin-bagian ini disebut atom.
-Tiap-tiap atom mempunyai satu inti yang disebut proton.Proton mempunyai listrik yang bermuatan +,dan dalam keadaan tidak bergerak (diam).Proton ini dikelilingi oleh satu benda yang sangat kecil disebut elektron.
-Elektron ini meengandung muatan listrik - dan berputar mengelilingi proton dengan kecepatan kira-kira 300.000 km/detik.


Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:
1.Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya.
2.Listrik
 adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik menstrikgalir dari saluran positif ke saluran negatif. 
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.


Macam-macam arus listrik.Arus listrik ada dua macam yaitu arus AC dan arus DC
1.Arus listrik AC(Alternating Current/arus listrik bolak-balik)
2.Arus listrik DC(Dirrect Current/arus listrik searah)


Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel:
Pertama adalah kabel fase yang merupakan sumber listrik bolak-balik(positif negatifnya bolak-balik terus menerus).Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik(PLN) dan biasanya kabel ini dinamakan kabel panas/hot.
Kedua adalah kabel neteral.Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol/yang tidak mempunyai tegangan,biasanya yang disambungkan ketanah di pembangkit tenaga listrik.
Ketiga adalah kabel tanah atau ground.Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang biasanya disambungkan ke tanah di rumah pemakai; kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah dekat rumah kita; kabel ini merupakan kabel pengamanan yang biasanya disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik.